expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Minggu, 07 Februari 2016

Teman Hidup atau Pelajaran Hidup?

Saat kita memutuskan untuk jatuh hati kepada sesorang hanya ada dua pilihan yg akan terjadi diakhirnya, teman hidup ataukah pelajaran hidup.

Tentu kebanyak orang berharap untuk mendapatkan teman hidup begitu juga aku, namun kenyataannya hidup memilih untuk memberikan lebih banyak lagi pelajarannya. Bahwa usia tidak bisa menentukan pola piker seseorang, bahwa waktu bisa merubah segalanya, bahwa ada sesuatu yg tidak bisa dipaksakan, sungguh tidak bisa.

Sama halnya seperti potongan sebuah puzzle, tidak akan pernah cocok jika bukan pasangannya, mau dipaksakan tetap tidak akan ‘klik’, jika masih tetap dipaksakan maka rusaklah ia. Begitupun hubungan antara anak manusia, tidaklah pernah bertemu jika kau bukan tujuan hidupnya, walaupun bertemu mungkin hanya akan jadi kisah sebentar tidak akan kekal dan hanya jadi pelajaran hidup. Saat kau tau bahwa kau bukanlah tujuan hidupnya, maka disana ada dua pilihan lagi yaitu pergi atau tetap tinggal. Keduanya pasti memiliki alasan terbaik. Namun aku memilih pergi, karena Muhammad saw Nabi ku mengajarkan saat beliau tidak menyukai suatu hal maka beliau akan pergi meninggalkannya.

Bukan karena benci, tapi sesuatu yg tidak baik jika tetap diikuti alurnya maka akan menimbulkan ketidak baikan yg baru, ber anak pinak. Meski tak tega membiarkannya sendiri meski sering kali asik sendiri, tapi sungguh habis dayaku membuktikan bahwa ada hal yg nyata disini semoga tercapai hampamu oleh hal impian.


Ya begitulah, selalu ada sebab dibalik semua pertemuan. Tiada frasa kebetulan, melainkan semua adalah takdir dari-Nya sang Maha pengatur rencana terbaik. Perbanyaklah belajar memahami dalam diam, meneladani setiap insan yg datang dan pergi. Sejujurnya semua membawa makna bahwa yg setia akan senantiasa dalam do’a dan yg misteri akan hilang entah kemana. Tetap senyumJ

Senin, 01 Februari 2016

Ibu jangan khawatir :)

Berbicara urusan jodoh memang tidak ada yg bisa menebak kapan, siapa dan dimana. Sampai saat ini urusan jodoh adalah hal yg selau menjadi misteri tidak ada yg bisa memecahkan, ini mutlak rahasia Allah kan bu. Ibu ku sayang, semakin hari pasti kau semakin khawatir kepadaku. Karena mengingat umurku yg bisa dibilang sudah pas untuk menikah. Sama seperti Ibu, aku pun menyadari bahwa usiaku sudah pas dan ada kekhawatiran juga dalam diriku. Ditambah Ibu kini melihat sebagian temanku sudah menikah dan menjalani kehidupan baru dengan jodohnya bahkan ada yg sudah memliki momongan. Belum lagi teman teman Ibu yg banyak membicarakan cucu dan kehidupan anaknya setelah menikah. Sedangkan aku, di usiaku ini Ibu masih saja mendapatkan ku gagal menjalin hubungan dengan seseorang. Dan tak jarang kau juga melihat aku menangis karena kecewa. Bu, percayalah itu semua terjadi bukan karena anak mu ini egois dan tidak bisa menjadi wanita yg baik, tapi itu semua terjadi karena aku berhak memlih siapa orang yg benar benar pantas akan ku kenalkan pada Ibu dan bapak, dan orang itu kelak pasti menjadi orang terbaik yg bisa membimbingku menggantikan posisi ibu dan bapak.

Aku tidak ingin menikah hanya karna ikut-ikutan temanku yg sudah menikah bu. Ibu tau tidak, diam diam aku juga memperhatikan dan bertanya-tanya kepada mereka yg telah menikah tentang kehidupan mereka. Ternyata menikah itu tidak semudah dan seindah yg kelihatannya ya bu. Aku harus mendewasakan diri dulu agar tidak kaget menghadapi masalah masalah yg akan aku hadapi setelah aku menikah nanti. Agar pernikahan ku langgeng awet seperti pernikahan Ibu dan Bapak.

Bu, saat aku pergi dengan sahabat-sahabat ku sempat mungkin membuat Ibu kesal karena terkadang aku lupa waktu, itu sungguh bukan karena aku masih ingin main main dengan mereka. Tapi aku hanya ingin membagi waktu ku dengan sahabat-sahabat ku bercerita tentang suka dan duka, tentang penatnya dunia kerja, tapi tenang saja, Ibu selalu jadi tempat ternyaman untuk menceritakan semua keluh kesah dan rasa bahagia ku. 
Jika yg sebelumnya  aku ingin pergi dengan mereka hanyak perlu meminta ijin padamu dan bapak. Tapi nanti setelah menikah pasti aku harus menunggu ijin suamiku, tentunya setelah aku menyelesaikan semua pekerjaan rumah itupun tidak bisa berlama lama karena aku harus sadar posisiku kelak tidak lagi sendiri. Dan sebelum semua itu terjadi biarkan aku membagi waktu ku untuk mereka sahabat-sahabatku yg ibu pun sudah tau bagaimana karakter mereka satu per satu, mereka sahabat yg baik bu dan ibu pasti tau aku bisa memilih teman yg baik yang pasti akan menjaga dan mengingatkan aku tentang masa depan juga sama seperti yg ibu lakukan.

Bu, Ibu jangan khawatir. Anakmu ini anak yg kuat, mandiri, jadi ibu tidak usah cemas saat aku keluar rumah seorang diri tidak ada yg menemani. Disaat mungkin sebagian teman-temanku sudah ada orang yg melindungi dan menjaga, tenang saja aku masih bisa melakukakannya sendiri bu. Ibu tentu masih ingat, putrimu ini juara lomba lari saat masih di taman kanak kanak dulu. Juara kedua lompat karung saat di TPA, in sya Allah aku bisa menjaga diriku bu, Ibu hanya cukup mendoakan aku saja, karena doa ibu yg paling ampuh melindungi ku dari segala macam bahaya, aku mohon jangan pernah putus mendoakan aku ya bu.

Bu, aku masih ingin membahagiakan ibu dengan uang gaji yg aku terima sekarang. Meskipun hanya bisa membelikan kerudung yg tidak seberapa harganya tapi setidaknya saat ini aku bebas mengeluarkan uang ku untuk membeli apapun yg aku mau belikan untuk ibu dan bapak. Berbeda jika nanti aku sudah menikah, aku harus meminta persetujuan suamiku jika ingin memberikan ibu sesuatu. Jadi tolong biarkan aku sebentar lagi menyenangkan mu bu. 

Ibu tentu tau seberapa baik kemampuanku dalam memasak, tidak terlalu baik seperti ibu, jadi biarkan aku masih tetap belajar memasak bersama chef terhebat sepanjang masa sebelum nanti nya aku bisa menyajikan masakan terbaikku untuk suami dan anak anakku seperti yg ibu lakukan selama ini di kelurga kita. Biarkan aku membiasakan diri dulu untuk belajar mengatur keperluanku sendiri, seperti mencuci baju dan membereskan kamar tidurku, agar nanti jika aku sudah punya rumah sendiri aku terbiasa menata rumahku dengan baik seperti yg telah ibu contohkan selama ini.

Bu, Ibu jangan khawatir, jodohku pasti datang cepat atau lambat kita hanya perlu menanti dan berdoa. Sama seperti ku, pasti dia juga sedang mempersiapkan dirinya untuk menjadi pribadi yg lebih baik, agar baik saat berjumpa denganku nanti. Sehingga ibu dan bapak tidak perlu lagi resah dan dengan senang hati melepasku nanti kepada orang yg tepat. Bu, jangan khawatir, tidak ada yg terlambat kapanpun itu pasti menjadi waktu yg tepat yg telah Allah tentukan untuk aku, untk ibu dan bapak. Tapi tolong tetap doakan aku yg terbaik, tetap selipkan namaku di setiap sujud di penghujung malammu, atau di setiap lapar dan dahaga nya puasa mu. Doakan aku ya bu, pak :')